Rasanya perlu dan seru juga, jika aku mencritakan perjuangan
hidupku diluar jam sekolah. Gembala
adalah seorang yang pekerjaan sehari-hari adalah menggembalakan atau beternak
sapi atau kerbau, atau domba atau hewan pemakan rumput lainnya. Sehari-harinya,
tugasnya adalah memelihara dan merawat ternak tersebut. Aku menggembalakan kerbau.
Sejak aku masih belum sekolah, orang tuaku sudah berwiraswasta
dengan memelihara hewan ternak, yaitu kerbau. Kerbau-kerbau yang kurang gizi
atau kerbau kurus dan kerbau yang masih kecil dipelihara baik-baik dan diberi
makan yang banyak dan sampai pada akhirnya kerbau bertambah besar dan
gemuk-gemuk baru dijual kembali. Emang jika dibaca doang, sepertinya pekerjaan
itu mudah. Tetapi proses pelaksanaanya butuh waktu dan kerja keras yang tidak
mudah sama sekali. Dalam proses itulah aku terlibat. Capeknya luar biasa.
Setiap pulang sekolah, pekerjaan wajib yang harus aku lakukan adalah mencari
beberapa goni rumput untuk makanan kerbau. Hampir setiap hari, setelah pulang
sekolah aku tidak pernah sempat untuk istirahat sejenak. Setelah selesai makan,
aku langsung bergegas mencari rumput, soalnya jika tidak demikian, aku tidak
sempat menyelesaikan pekerjaan itu. Jika hal itu terjadi, maka aku akan
mendapatkan omelan yang membuat telingaku panas dan hatiku menangis. Mau tidak
mau, aku harus menyelesaikan tugas itu setiap harinya. Hampir tidak pernah aku
memiliki waktu untuk bermain dengan teman-teman sebayaku sepulang sekolah.
Tetapi aku mengerjakannya dengan penuh semangat.
Aku mendapat kepercaayan penuh untuk tugas itu sejak aku
kelas 1 SLTP. Sore hari, aku menggiring pulang kerbau-kerbau itu ke kandang
dengan menggunakan gerobak sederhana (Greta). Kalau hari libur sekolah, setiap
pagi aku harus mengembalakan kerbau-kerbau itu atau paling tidak aku giring ke
ladang kosong atau ke sawah untuk diberi makan. Kerbau-kerbau itu diikat
sehingga mereka tidak bisa pergi kemana-mana sampai sejauh diameter tali yang
mengikat setiap kerbau. Siang harinya aku harus mencari makan kerbau-kerbau itu
(gagaten) sebanyak 4 goni perharinya. Sore hari kembali aku menggiring kerbau
itu kekandang. Kerbau yang aku gembalakan sampai 5 atau 6 ekor. Kerbau dengan
jumlah itu digembalakan oleh seorang anak bukan merupakan pekerjaan yang mudah.
Kebau itu hewan yang memiliki sifat yang sangat unik dan sulit untuk ditebak.
Kadang-kadang bisa membuat marah, kesel tetapi kadang-kadang bisa menimbulkan
kepuasan dalam hati.
Melihat keseharianku itu dan karena keterbatasan rumput, maka
orangtuaku membuat peraturan baru. Setiap hari minggu, kami pergi ke daerah
lain untuk mencari rumput sebagai makanan kerbau selama 3 hari. Rumput yang
dicari itu jumlahnya sangat banyak, satu mobil Daihatsu penuh. Mencari rumput
sebanyak itu dalam waktu 3-5 jam merupakan pekerjaan mingguan dan rutin
dikerjakan sampai aku lulus SLTP.
Pernah suatu ketika, tepatnya hari Minggu… pagi-pagi aku
antar kerbau-kerbau itu ke sawah, supaya aku tidak telat beribadah di gereja.
Kerbau yang aku gembalakan itu 6 ekor. Dengan menggunakan greta aku bawa kerbau
itu. 1ekor untuk menarik kreta, 3 ekor lagi di ikat dibelakang greta dan 2 ekor
lainnya aku lepas, karena 2 ekor ini akan mengikuti dari belakang sepanjang
tidak ada yang menarik perhatian mereka, yaitu rumput atau tanaman yang bisa
mereka makan.
Masalah pun tiba, saat gerombolan kerbau yang aku bawa ini
sampai di areal pertanian penduduk di kampungku. Mulai deh.. kerbau-kerbau tadi
beringkah. Mencomot tanaman penduduk di pinggir jalan. Untuk menghindari
semakin banyak tanaman yang dimakan, aku terpaksa turun dari greta dan menarik
kerbau-kerbau tadi. Masalah lain muncul, kerbau yang menari gerta tidak ada
yang mengendalikan, jadi jalannya lambat banget, karena ia juga makan rumput di
tengah jalan sambil jalan. Huh… capek deh… bentar lagi kan nyampe wahai kerbau…
kalian akan bisa makan sepuasnya, tapi
tolong.. sebentar lagi.. setelah kita sampai di sawah… bisa ga sih kita
jalannya cepat????. Aku lari lagi kedepan untuk naik ke greta mengendalikan
kerbau yang membawa greta, sehingga jalannya lebih cepat. Sementara 2 kerbau
lagi terpaksa aku lepas. Oke.. kerbau yang aku kontrol menjadi terkendali,
tetapi kerbau di belakang bermasalah lagi.. main comot tanaman masyarakat
seenaknya. Huhuh….!!! Aku turun lagi kebelakang, untuk menarik kerbau tadi. Hal
itu berkali-kali aku lakukan sampai tiba di area persawahan. Kebanyangkan
bagaimana capeknya hanya untuk menggiring kerbau saja….??? :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar