We Can Do The Great Thing For God, when We Do A Little Things For Others

When We Love God, We Will Serve People

Minggu, 29 April 2012

Aku Anak Gembala


Rasanya perlu dan seru juga, jika aku mencritakan perjuangan hidupku diluar jam sekolah.  Gembala adalah seorang yang pekerjaan sehari-hari adalah menggembalakan atau beternak sapi atau kerbau, atau domba atau hewan pemakan rumput lainnya. Sehari-harinya, tugasnya adalah memelihara dan merawat ternak tersebut.  Aku menggembalakan kerbau.
Sejak aku masih belum sekolah, orang tuaku sudah berwiraswasta dengan memelihara hewan ternak, yaitu kerbau. Kerbau-kerbau yang kurang gizi atau kerbau kurus dan kerbau yang masih kecil dipelihara baik-baik dan diberi makan yang banyak dan sampai pada akhirnya kerbau bertambah besar dan gemuk-gemuk baru dijual kembali. Emang jika dibaca doang, sepertinya pekerjaan itu mudah. Tetapi proses pelaksanaanya butuh waktu dan kerja keras yang tidak mudah sama sekali. Dalam proses itulah aku terlibat. Capeknya luar biasa. Setiap pulang sekolah, pekerjaan wajib yang harus aku lakukan adalah mencari beberapa goni rumput untuk makanan kerbau. Hampir setiap hari, setelah pulang sekolah aku tidak pernah sempat untuk istirahat sejenak. Setelah selesai makan, aku langsung bergegas mencari rumput, soalnya jika tidak demikian, aku tidak sempat menyelesaikan pekerjaan itu. Jika hal itu terjadi, maka aku akan mendapatkan omelan yang membuat telingaku panas dan hatiku menangis. Mau tidak mau, aku harus menyelesaikan tugas itu setiap harinya. Hampir tidak pernah aku memiliki waktu untuk bermain dengan teman-teman sebayaku sepulang sekolah. Tetapi aku mengerjakannya dengan penuh semangat.

Aku mendapat kepercaayan penuh untuk tugas itu sejak aku kelas 1 SLTP. Sore hari, aku menggiring pulang kerbau-kerbau itu ke kandang dengan menggunakan gerobak sederhana (Greta). Kalau hari libur sekolah, setiap pagi aku harus mengembalakan kerbau-kerbau itu atau paling tidak aku giring ke ladang kosong atau ke sawah untuk diberi makan. Kerbau-kerbau itu diikat sehingga mereka tidak bisa pergi kemana-mana sampai sejauh diameter tali yang mengikat setiap kerbau. Siang harinya aku harus mencari makan kerbau-kerbau itu (gagaten) sebanyak 4 goni perharinya. Sore hari kembali aku menggiring kerbau itu kekandang. Kerbau yang aku gembalakan sampai 5 atau 6 ekor. Kerbau dengan jumlah itu digembalakan oleh seorang anak bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Kebau itu hewan yang memiliki sifat yang sangat unik dan sulit untuk ditebak. Kadang-kadang bisa membuat marah, kesel tetapi kadang-kadang bisa menimbulkan kepuasan dalam hati.
Melihat keseharianku itu dan karena keterbatasan rumput, maka orangtuaku membuat peraturan baru. Setiap hari minggu, kami pergi ke daerah lain untuk mencari rumput sebagai makanan kerbau selama 3 hari. Rumput yang dicari itu jumlahnya sangat banyak, satu mobil Daihatsu penuh. Mencari rumput sebanyak itu dalam waktu 3-5 jam merupakan pekerjaan mingguan dan rutin dikerjakan sampai aku lulus SLTP.
Pernah suatu ketika, tepatnya hari Minggu… pagi-pagi aku antar kerbau-kerbau itu ke sawah, supaya aku tidak telat beribadah di gereja. Kerbau yang aku gembalakan itu 6 ekor. Dengan menggunakan greta aku bawa kerbau itu. 1ekor untuk menarik kreta, 3 ekor lagi di ikat dibelakang greta dan 2 ekor lainnya aku lepas, karena 2 ekor ini akan mengikuti dari belakang sepanjang tidak ada yang menarik perhatian mereka, yaitu rumput atau tanaman yang bisa mereka makan.
Masalah pun tiba, saat gerombolan kerbau yang aku bawa ini sampai di areal pertanian penduduk di kampungku. Mulai deh.. kerbau-kerbau tadi beringkah. Mencomot tanaman penduduk di pinggir jalan. Untuk menghindari semakin banyak tanaman yang dimakan, aku terpaksa turun dari greta dan menarik kerbau-kerbau tadi. Masalah lain muncul, kerbau yang menari gerta tidak ada yang mengendalikan, jadi jalannya lambat banget, karena ia juga makan rumput di tengah jalan sambil jalan. Huh… capek deh… bentar lagi kan nyampe wahai kerbau… kalian akan  bisa makan sepuasnya, tapi tolong.. sebentar lagi.. setelah kita sampai di sawah… bisa ga sih kita jalannya cepat????. Aku lari lagi kedepan untuk naik ke greta mengendalikan kerbau yang membawa greta, sehingga jalannya lebih cepat. Sementara 2 kerbau lagi terpaksa aku lepas. Oke.. kerbau yang aku kontrol menjadi terkendali, tetapi kerbau di belakang bermasalah lagi.. main comot tanaman masyarakat seenaknya. Huhuh….!!! Aku turun lagi kebelakang, untuk menarik kerbau tadi. Hal itu berkali-kali aku lakukan sampai tiba di area persawahan. Kebanyangkan bagaimana capeknya hanya untuk menggiring kerbau saja….??? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar