O iya, aku hampir lupa menceritakan kalau aku juga pernah
mengikuti ujian masuk seminari di kota Pemantang Siantar. Aku ingin menjadi
biarawan. Aku senang melihat kehidupan pastor dan aku ingin menjadi pastor.
Caturwulan ke-2 di kelas 3 SLTP aku mengikuti ujian tersebut ditemani oleh
beberapa orang dari paroki Kabanjahe dengan asal berbagai sekolah. Aku mengikuti ujian ini selama 3 hari. Hari
pertama ujian tes kemampuan umum. Hari kedua ters psikologi dan tes kesehatan,
dan hari berikutnya tes wawancara. Hasilnya sangat memuaskan, aku lulus. Dan
dinyatakan memiliki hasil ujian tertinggi dari semua peserta yang mengikuti
ujian tersebut. Pastor parokiku pun menjadi bangga dan senang, tetapi ternyata
orangtuaku tidak menyetujui aku masuk seminari. Huuhuuhuhu… terpaksa deh, aku
melepaskan keinginanku untuk menjadi seorang imam. Yah aku berkesimpulan, kalau
aku memang tidak dipanggil untuk menjadi seorang biarawan. Kalau Tuhan
berkehendak aku untuk menjadi Pastor, tentunya Tuhan akan membantu aku untuk menjadi
Imam, sekarang aku yakin kalau memang panggilan hidupku bukan untuk menjadi
biarawan. Tetapi prinsip dalam hidupku adalah seorang pelayan Tuhan tidak hanya
mereka yang menjadi biarawan atau biarawati, tetapi setiap orang yang percaya
adalah hamba Tuhan, termasuk aku. Jadi apapun yang aku lakukan adalah harus
dengan motivasi yang benar yaitu untuk kemuliaan Tuhan. Dimanapun nantinya aku
ditempatkan, aku harus menjadi anak Tuhan yang setia, yang bisa dipercaya,
bertanggung jawab dan produktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar