We Can Do The Great Thing For God, when We Do A Little Things For Others

When We Love God, We Will Serve People

Kamis, 05 Mei 2011

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA COLON



DEFENISI
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001: 72).  Dengan kata lain kanker kolon merupakan suatu penyakit dimana sel normal disepanjang colon atau rectum mengalami perubahan menjadi abnormal dan tumbuh tak terkontrol.

INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Secara epidemiologis, kanker kolorektal di dunia mencapai urutan ke-4 dalam hal kejadian, dengan jumlah pasien laki-laki sedikit lebih banyak daripada perempuan dengan perbandingan 19,4 dan 15,3 per 100.000 penduduk. Penyakit tersebut paling banyak ditemukan di Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan sebagian Eropa. Secara umum didapatkan kejadian kanker kolorektal meningkat tajam setelah usia 50 tahun. Suatu fenomena yang dikaitkan dengan pajanan terhadap berbagai karsinogen dan gaya hidup.

ETIOLOGI DAN PATOGENENSIS
Kanker kolorektal timbul melalui interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan.
  1. Faktor lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang berperan pada proses karsinogenesis antara lain:
-          Konsumsi diet lemak tinggi
-          Konsumsi diet serat rendah
-          Karsinogen dan mutagen Heterocyclic amines
-          Hasil metabolisme bakteri bir dan konsumsi alkohol

Keseringan minum alkohol meningkatkan 2 sampai 3 kali lipat kejadian kanker kolon. Sebaliknya masyarakat yang mengkonsumsi ikan laut memiliki insiden kanker kolorektal yang rendah.
  1. Faktor Genetik
Riwayat kanker kolorektal saudara kandung (first degree) meningkatkan risiko kanker kolorektal. Efek ini berganda bilamana pasien kanker kolorektal di keluarga dekat berusia < 45 tahun.

FAKTOR RISIKO
  1. Usia. Resiko meningkat dengan bertambahnya usia. Kebanyakan kasus terjadi pada usia 60 – 70 an, dan jarang di bawah usia 50 kecuali dalam sejarah keluarga ada yang terkena kanker kolon ini.
  2. Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Dengan dihilangkannya polip pada saat ditemukan turut mengurangi resiko terjadinya kanker kolon di kemudian hari.
  3. Riwayat kanker. Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap atau pernah dirawat untuk kanker kolon beresiko untuk mengidap kanker kolon di kemudian hari. Wanita yang pernah mengidap kanker ovarium (indung telur), kanker uterus, dan kanker payudara memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal.
  4. Faktor keturunan: kebiasaan makan, pola hidup dan aktivitas.
TANDA DAN GEJALA

Tanda-tanda Ca Colon tergantung pada letak tumor.Tanda-tanda yang biasanya terjadi adalah: perdarahan pada colon, anemia, perubahan feses (konstipasi atau diare). Konstipasi biasa terjadi pada bagian kolon sebelah kiri (desendens-rectosigmoid) dan diare bisa terjadi pada bagain kolon sebelah kanan (asenden- transversum).
a.       Gejala lokal
1)      Perubahan kebiasaan buang air
-          Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)
-          Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin  tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal
-          Perubahan wujud fisik kotoran/feses:
Ø  Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar
Ø  Feses bercampur lender (carcinoma musinosum)
Ø  Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
2)          Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
3)          Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
4)          Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya.
b.      Gejala umum
1)       Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)
2)       Hilangnya nafsu makan
3)       Anemia, pasien tampak pucat
4)       Sering merasa lelah
5)       Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
6)       Teraba massa di perut, akibat penyumbatan kolon.
STADIUM KANKER KOLON
Klasifikasi stadium kanker kolorektal:
  • Stadium 0 : Dikenal sebagai  “cancer in situ,” artinya lokasi kanker terletak pada mukosa. Pengobatan dilakukan pengangkatan.
  • Stadium I : Kanker tumbuh melalui mukosa dan invasi sampai ke muskularis. Pengobatan dilakukan dengan pembedahan untuk mengangkat tumor dan beberapa kelenjar limfe disekitar kolon.
  • Stadium II : Kanker telah tumbuh melewati muskularis sampai ke sub serosa tetapi belum ada penyebaran ke kelenjar limfe terdekat . Pengobatan stadium II colon cancer dilakukan dengan pembedahan dan pada beberapa kasus dilakukan kemoterapi setelah pembedahan. Pengobatan stadium  II rectal cancer dilakukan dengan pembedahan, radiasi & kemoterapi
  • Stadium III : Kanker menyebar ke kelenjar limfe regional  (kelenjar limfe dekat kolon & rektum). Pengobatan Stadium III colon cancer dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi. Pengobatan Stadium III rectal cancer dilakukan dengan pembedahan, radiasi dan kemoterapi.
  • Stadium IV : Kanker telah menyebar keluar colon or rectum ke area tubuh yang lain. Pengobatan Stadium IV cancer dilakukan dengan kemoterapi. Pengangkatan kolon atau rektal mungkin dilakukan mungkin tidak. Pembedahan tambahan untuk pengangkatan metastase mungkin dilakukan secara hati-hati pada pasien-pasien tertentu.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
  1. Pemeriksaan rektal dengan jari (Digital Rectal Exam), di mana dokter memeriksa keadaan dinding rektum sejauh mungkin dengan jari; pemeriksaan ini tidak selalu menemukan adanya kelainan, khususnya kanker yang terjadi di kolon saja dan belum menyebar hingga rektum.
  2. Pemeriksaan darah dalam tinja/Tes darah samar/ Tes Guaiac.
  3. Endoskopi. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat karena selain melihat keadaan dalam kolon juga bisa bertindak, misalnya ketika menemukan polip endoskopi ini dapat sekaligus mengambilnya untuk kemudian dilakukan biopsi.
  4. Pemeriksaan kadar CEA (Carcino Embryonic Antigent) darah. Hasil yang negatif sama sekali tidak menyampingkan kemungkinan terhadap Ca Colon. Carsinoma embrionik antigen (CEA) mungkin dihubungkan dengan Ca Colon, bagaimanapun ini juga tidak spesifik dengan penyakit dan mungkin berhubungan dengan jinak atau ganasnya penyakit. CEA sering menggunakan monitor untuk pengobatan yang efektif dan mengidentifikasi kekambuhan penyakit.
  5. Whole-body Scan Imaging. Sementara ini adalah pemeriksaan diagnostik yang paling akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali).
  6. Biopsy/PA.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Pembedahan

  1. Pembedahan
-       Right hemicolectomy
-       Left hemicolectomy
-       Low anterior resection (LAR): Jika tumor berada di sigmoid dan diatas rectum dan > 5 cm dari ACL/ anno cuta line.
-       Abdominoperineal resection (APR): dilakukan pada tumor yang < 5 cm dari ACL dan biasanya akan dipasang kolostomi permanen.
-       Bedah Curative dikerjakan apabila tumor ditemukan pada daerah yang terlokalisir. Intinya adalah membuang bagian yang terkena tumor dan sekelilingnya. Pada keadaan ini mungkin diperlukan suatu tindakan yang disebut TME (Total Mesorectal Excision), yaitu suatu tindakan yang membuang usus dalam jumlah yang signifikan. Akibatnya kedua ujung usus yang tersisa harus dijahit kembali.
-       Bedah paliatif dikerjakan pada kasus terjadi penyebaran tumor yang banyak, dengan tujuan membuang tumor primernya untuk menghindari kematian penderita akibat ulah tumor primer tersebut. Terkadang tindakan ini ditunjang kemoterapi dapat menyelamatkan jiwa.
-       Bila penyebaran tumor mengenai organ-organ vital maka pembedahan pun secara teknis menjadi sulit, sehingga dokter mungkin memilih teknik bedah bypass atau fecal diversion (pengalihan tinja) melalui lubang.

  1. Radiasi
Penggunaan energy X-ray yang tinggi untuk menghancurkan sel kanker. Digunakan untuk mengobati kanker rektum, baik sebelum maupun sesudah pembedahan. Digunakan sebagai pengobatan paliatif untuk mengurangi ukuran tumor dan mengurangi gejala
  1. Kemoterapi: Tergantung dari stadium, resectabel/unresectabel
-       Adjuvant chemotherapy diberikan setelah pembedahan untuk memaksimalkan kesembuhan pasien
-       Neoadjuvant chemotherapy diberikan sebelum pembedahan
-       Palliative chemotherapy diberikan pada pasien yang memiliki kanker  yang tidak dapat diangkat, kemoterapi diberikan untuk menghambat pertumbuhan kanker dan meningkatkan kualitas dan memperpanjang hidup pasien

DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan anoreksia
  2. Nyeri s.d obstruksi tumor pada usus besar dengan kemungkinan menekan organ yang lainnya.
  3. Gangguan perjusi jaringan tubuh b/d penurunan komponen darah yang membawa O2
  4. Resiko defisit cairan & elektrolit b/d muntah & dehidrasi
  5. Cemas b/d pembedahan & diagnosa kanker
  6. Gangguan integritas kulit b/d insisi pembedahan, pembentukan stoma dan kontaminasi feses ke kulit sekitar stoma
  7. Gangguan citra tubuh b/d colostomi
PATOFLOW






Diit tinggi lemak
 
Usia > 50 tahun



PERSIAPAN KLIEN UNTUK PEMBEDAHAN
Pre Operasi
1)      Persiapan fisik:
  1. Menyiapkan stamina:
         Diet ↑kalori, protein, karbohidrat & ↓ sisa
         Diet cair: 24 s/ 48 jam sebelum pembedahan (TPN) 
  1. Membersihkan & mensterilkan colon sehari sebelum pembedahan
         Antibiotik : kanamycin sulfat, erythromycin & neomycin sulfate
         Enema
  1. Catat I-O
  2. Hari pembedahan: pemberian antiemetic, pasang NGT, Monitor abdomen, Observasi tanda-tanda hypovolemia
2)      Kaji pengetahuan pasien mengenai diagnosis, prognosis dan harapan setelah pembedahan
3)      Penkes pre-op: Jelaskan persiapan fisik yang dilakukan sebelum pembedahan, pembatasan diet, kontrol nyeri, lat pernafasan & mobilisasi, perawatan luka, sitz bath & teknik perawatan ostomy
4)      Berikan dukungan emosional: Pasien yang akan  menjalankan pembedahan colorectal mempunyai kecemasan yang sangat tinggi.

Post Operasi
1)      Tindakan APR: ada 2 luka & stoma
         Manajemen insisi perineal: kaji luka secara reguler, ganti balutan perineal sesering mungkin jika basah, Observasi tanda-tanda edema, erytema, drainage pada jahitan, demam dan ↑ lekosit, berikan warm sitz bath selama 10 s/ 20‘
         Kemungkinan adanya sexual dysfunction
2)      Monitoring komplikasi: pengkajian abdomen, tanda vital, observasi adanya perdarahan rektum, monitor DPL, monitor komplikasi pulmonal
3)      Pertahankan nutrisi yang optimal
4)      Ambulatory & Home care: Beri dukungan psikologis untuk pasien & keluarga, perawatan luka & stoma,  Anjurkan pasien secara rutin mengunjungi dokter, pemeriksaan CEA, colonoskopy setelah satu tahun pengangkatan dan dilakukan kembali setelah 3 dan 5 tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar