We Can Do The Great Thing For God, when We Do A Little Things For Others

When We Love God, We Will Serve People

Jumat, 06 Mei 2011

Presentasi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan BPH... Part III


C. PERENCANAAN
Pre Operasi
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasional
Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d pembesaran kelenjar prostate, obstruksi aliran urin

Tujuan umum :
ü  Klien menyatakan nyerinya hilang/ terkontrol

Tujuan khusus :
ü  Menunjukan penggunaan ketrampilan relaksasi dan aktivitas terapeutik sesuai indikasi untuk situasi individu.
ü  Klien akan tampak rileks, istirahat dengan tepat.

Mandiri
ü  Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 –10)

ü  Pertahankan patensi kateter dan sistem drainase. Pertahankan selang bebas dari lekukan dan bekuan
ü  Berikan pasien informasi akurat tentang kateter, drainase dan spasme kandung kemih
ü  Berikan tindakan kenyamanan (sentuhan terapeutik, pengubahan posisi, pijatan punggung) dan aktifitas terapeutik. Dorong penggunaan teknik relaksasi, termasuk latihan nafas dalam xisualisasi, pedoman imajinasi.
ü  Berikan rendam duduk atau lampu penghangat bila diindikasikan
Kolaborasi
ü  Berikan anti spasmodic contoh :
Oksibutinin kloridan (ditropan) B & O supositoria
Propantelin bromide (pro-bantanin

ü  Nyeri tajam, intermiten dengan dorongan berkemih urine sekitar kateter menuju spasme kandung kemih, yang cenderung lebih berat pada pendekatan suprapubik atau TUR (biasanya menurun setelah 48 jam)
ü  Mempertahankan fungsi kateter dan drainase sistem menurunkan resiko distensi/ spasme kandung kemih
ü  Menghilangkan ansietas dan meningkatkan kerja sama dengan prosedur tertentu

ü  Menurunkan tegangan otot, memfokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan koping
ü  Meningkatkan ferfusi jaringan dan perbaikan edemol dan meningkatkan penyembuhan (pendekatan perineal)
ü  Merilekskan otot polos, untuk memberikan penurunan spasme dan nyeri
ü  Menghilangkan spasme kandung kemih oleh kerja antikolinergik. Biasanya dihentikan 24-48 jam sebelum perkiraan pengangkatan kateter untuk meningkatkan kontrol kontraksi kandung kemih

Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasional
Kecemasan b.d perubahan status kesehatan, penyakit kronik dan tindakan operasi.

Tujuan :
Rasa cemas dapat diatasi/berkurang.
Kriteria :
-            Pasien dapat menyatakan kecemasan yang dirasakan.
-            Pasien dapat beristirahat dengan tenang.
-            Tensi dan Nadi dalam batas normal.
-            Ekspresi wajah ceria/rileks.

-            Berikan dorongan terhadap tiap-tiap proses kehilangan status kesehatan yang timbul.
-            Berikan privacy dan lingkungan yang nyaman.
-            Batasi staf perawat/petugas kesehatan yang menangani pasien.
-            Observasi bahasa non verbal dan bahasa verbal dari gejala-gejala kecemasan.
-            Temani pasien bila gejala-gejala kecemasan timbul.
-            Berikan kesempatan bagi pasien untuk mengekspresikan perasaannya
-            Hindari konfrontasi dengan pasien.
-            Berikan informasi tentang program pengobatan dan hal-hal lain yang mencemaskan pasien.
-            Lakukan intervensi keperawatan dengan hati-hati dan lakukan komunikasi terapeutik.
-            Anjurkan pasien istirahat sesuai dengan yang diprogramkan.
-            Berikan dorongan pada pasien bila sudah dapat merawat diri sendiri untuk meningkatkan harga dirinya sesuai dengan kondisi penyakit.
-            Hargai setiap pendapat dan keputusan pasien.
-            Untuk mengurangi rasa cemas

-            privacy dan lingkungan yang nyaman dapat mengurangi rasa cemas.
-            Untuk dapat lebih memberikan ketenangan.
-            Untuk mendeteksi dini terhadap masalah
-            Untuk mengurangi rasa cemas

-            Kemampuan pemecahan masalah pasien meningkat bila lingkungan nyaman dan mendukung diberikan.
-            Untuk mengurangi ketegangan pasien
-            Informasi yang diberikan dapat membantu mengurangi kecemasan/ansietas
-            Untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan
-            Untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan pasien
-            Untuk mengurangi ketergantungan pasien

-            Untuk meningkatkan harga diri pasien


Kurang pengetahuan b.d keterbatasan informasi
Tujuan :
Pengetahuan pasien tentang operasi yang akan dilakukan, lama perawatan dan pengobatan yang ia jalani dan tentang kondisi penyakitnya.
Kriteria
-            Pasien dapat menjelaskan kembali tentang  operasi yang akan dilakukan, lama perawatan dan pengobatan yang ia jalani dan tentang kondisi penyakitnya.
Pasien tidak bertanya lagi tentang  topik yang sudah didiskusikan
-            Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang  operasi yang akan dilakukan, lama perawatan dan pengobatan yang ia jalani dan tentang kondisi penyakitnya.
-            Berikan penjelasan tentang  operasi yang akan dilakukan, lama perawatan dan pengobatan yang ia jalani dan tentang kondisi penyakitnya.
-            Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mengekspresikan perasaannya dan mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
-            Motivasi keluarga untuk tidak segan bertanya tentang kondisi K dan perawatan yang dijalanai
-            Pengetahuan membantu mengembangkan kepatuhan pasien dan keluarga terhadap rencana terapeutik


-            Untuk menambah pengetahuan pasien


-            Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalah
-            Untuk menambah pengetahuan pasien bahwa cairan dapat membantu pembersihan ginjal


-            Meyakinkan K dan keluarga mengerti tetang yang sudah didiskusikan.


Post Operasi
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasional
Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d prosedur bedah, pemasangan kateter.


Tujuan umum :
ü  Klien menyatakan nyerinya hilang/ terkontrol

Tujuan khusus :
ü  Menunjukan penggunaan ketrampilan relaksasi dan aktivitas terapeutik sesuai indikasi untuk situasi individu.
ü  Klien akan tampak rileks, istirahat dengan tepat.



Mandiri
ü  Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 –10)
ü  Pertahankan patensi kateter dan sistem drainase. Pertahankan selang bebas dari lekukan dan bekuan
ü  Berikan pasien informasi akurat tentang kateter, drainase dan spasme kandung kemih
ü  Berikan tindakan kenyamanan (sentuhan terapeutik, pengubahan posisi, pijatan punggung) dan aktifitas terapeutik. Dorong penggunaan teknik relaksasi, termasuk latihan nafas dalam xisualisasi, pedoman imajinasi.
ü  Berikan rendam duduk atau lampu penghangat bila diindikasikan

Kolaborasi
ü  Berikan anti spasmodic contoh :
Oksibutinin kloridan (ditropan) B & O supositoria, Propantelin bromide (pro-bantanin)

ü  Nyeri tajam, intermiten dengan dorongan berkemih urine sekitar kateter menuju spasme kandung kemih, yang cenderung lebih berat pada pendekatan suprapubik atau TUR (biasanya menurun setelah 48 jam)
ü  Mempertahankan fungsi kateter dan drainase sistem menurunkan resiko distensi/ spasme kandung kemih
ü  Menghilangkan ansietas dan meningkatkan kerja sama dengan prosedur tertentu

ü  Menurunkan tegangan otot, memfokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan koping
ü  Meningkatkan ferfusi jaringan dan perbaikan edemol dan meningkatkan penyembuhan (pendekatan perineal)
ü  Merilekskan otot polos, untuk memberikan penurunan spasme dan nyeri

ü  Menghilangkan spasme kandung kemih oleh kerja antikolinergik. Biasanya dihentikan 24-48 jam sebelum perkiraan pengangkatan kateter untuk meningkatkan kontrol kontraksi kandung kemih
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasional
Kurang Pengetahuan tentang kondisi dan perawatan pasca TURP b.d. kurang terpajan informasi
Tujuan umum
Klien dan keluarga mengetahui perawatan pasca TURP

Tujuan Khusus
·      Klien menyatakan pemahaman prosedur pasca TURP
·      Klien berpartisipasi dalam program perawatan
·      Klien melakukan perubahan perilaku yang perlu

·          Mengkaji tingkat pengetahuan K dan keluarga terkait perawatan Post TURP.

·          Beri penjelasan terkait perawatan post TURP


·          Menekankan perlunya nutrisi yang baik, dorong konsumsi buah, meningkatkan diet tinggi serat

·          Diskusikan pembatasan aktivitas pasca TURP seperti tak boleh mengedan waktu BAB, tak boleh mengangkat beban berat, etc (berkaitan denganvalsava manuver)

·          Intruksikan perawatan kateter urine


·          Kaji Ulang tanda-tanda yang memerlukan evaluasi medik

·           Perawat dapat mengetahuai tingkat pemahaman K terkait TURP


·           Meningkatkan pengetahuan K dan keluarga, sehingga dapat diberdayakan untuk ikut serta dalam perawatan K.
·           Menurunkan resiko pendarahan pasca operasi


·           Peningkatan tekanan abdominal dapat meningkatkan stress pada kandung kemih dan prostate



·           Meningkatkan kemandiriaan dan kompetensi dalam perawatan diri


·           Intervensi cepat menurunkan komplikasi serius



Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasional
Risiko infeksi b.d prosedur infasif: kateter, irigasi kateter dan penurunan tingkat imunitas tubuh.

Tujuan Umum
-        Klien Tidak mengalami infeksi

Tujuan Khusus
-        klien akan mencapai waktu penyembuhan optimal
-        klien tidak mengalami tanda infeksi pada area invasif

ü  Pertahankan sistem kateter steril. Berikan perawatan kateter regular dengan sabun dan air, berikan salep antibiotic disekitar sisi kateter

ü  Ambulasi dengan kantung drainase dependen

ü  Awasi ttv, perhatikan demam ringan, menggigil nadi, pernafasan cepat, peka, disonentasi

ü  Observasi drainase dari luka, sekitar kateter suprapubik

ü  Ganti balutan dengan sering (insisi supra/ retropubik/ perineal), pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu


Kolaborasi
ü  Berikan antibiotic sesuai indikasi

ü  Mencegah pemasukan bakteri dan infeksi/ sepsis lanjut


ü  Menghindari reflek balik urine yang dapat memasukkan baktri ke dalam kandung kemih

ü  Pasien yang mengalami sistos kopi dan atau trup berisiko untuk syok bedah/ septic sehubungan dengan manipulasi/ instrumentasi

ü  Adanyadrain, inasi suprapubik meningkatkan risiko untuk infeksi, yang di indikasikan dengan eritema, drainase purulen

ü  Balutan basah penyebab iritasi dan menyediakan media pertumbuhan bakteri sehingga meningkatkan resiko infeksi


ü  Memungkinkan diberikan secara profilaktik sehubungan dengan peningkatan resiko infeksi pada prostatektomi



Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasional
Risiko obstruksi aliran urine b.d penimbunan klotting darah dalam KK.
1).    Tujuan
Obstruksi aliran urin tidak.
2).    Kriteria hasil
Eliminasi urin kembali normal, menunjukkan perilaku peningkatan   kontrol   buli-buli.

a)    Awasi   masukan  dan  haluaran  serta  karakteristiknya.
b).      Anjurkan klien dan keluarga untuk melaporkan apabila ada tanda-tanda obstruksi.
c).       Kolaborasi  dalam  mempertahankan  irigasi secara konstan   selama  24  jam  pertama.
d).      Ajarkan keluarga klien untuk menggantikan cairan irigasi secara mandiri.
e).       Motivasi keluarga klien untuk menggantikan cairan irigasi segera setelah habis.
f).       Dorong   pemasukan   3000  ml / hari  sesuai  toleransi.  
g).      Setelah  kateter diangkat, terus pantau gejala-gejala retensi.

         Deteksi  dini  terjadinya  retensi  urin.

         Menghindari obstruksi lanjut
         Mencuci  buli-buli dari bekuan darah dan debris untuk  mempertahankan  patensi  kateter / aliran urin.
         Pelibatan keluarga utuk perawatan K
         Meyakinkan keluarga untuk mengganti cairan irigasi dengan cara yang tepat
         Meningkatkan jumalah urin dan mempertahankan  hidrasi  adekuat  dan  perfusi  ginjal  untuk  aliran  urin.
         Deteksi   dini  terjadinya  obstruksi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar