We Can Do The Great Thing For God, when We Do A Little Things For Others

When We Love God, We Will Serve People

Jumat, 06 Mei 2011

Presentasi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan BPH... Part II


a.    Diagnosa  keperawatan
Berdasarkan  analisa  data  yang  diperoleh  maka  dapat  dirumuskan  diagnosa   keperawatan   pada  klien  BPH  sebagai  berikut:

Diagnosa Keperawatan Pre operatif:
1.      Gangguan pola eliminasi urin: obstruksi, inkontinesia urin b.d pembesaran kelenjar prostate, iritasi KK, kelemahan otot destrusor.
2.      Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d obstruksi aliran urin, iritasi KK, pergeseran batu.
3.      Risiko tinggi infeksi b.d pajanan batu, statis urin, penurunan system kekebalan.
4.      Kecemasan b.d prosedur diagnose, pelaksanaan operasi, penyakit kronik.
5.      Kurang pengetahuan b.d keterbatasan informasi, kemampuan proses belajar.

Dignosa Keperawatan Post Operasi:
1.      Risiko tinggi perdarahan b.d reseksi bladder, kelainan profil darah.
2.      Risiko obstruksi aliran urin b.d penimbunan cloting darah dalam KK
3.      Risiko kurang volume cairan tubuh b.d terjadinya perdarahan
4.      Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d inflamasi KK, pemasangan kateter, obstruksi urin.
5.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri sebagai efek pembedahan
6.      Risiko infeksi b.d kerusakan barier primer, irigasi kateter, penurunan tingkat imunitas tubuh.

1.             Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adalah petujuk tertulis yang menggambarkan  secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosa keperawatan.  Penyusunan  rencana  melibatkan  klien  secara  optimal  agar dalam  pelaksanaan  asuhan  keperawatan  terjalin  suatu  kerjasama   dalam   rangka  proses  pencapaian  tujuan  keperawatan. Langkah awal perencanaan  adalah  menetapkan prioritas diagnosa keperawatan. Penentuan  skala prioritas  diagnosa  keperawatan  adalah dengan  menilai  klien  sebagai  mahluk bio-psiko-sosial-spiritual  berdasarkan  tingkat  kebutuhan menurut Maslow dengan kategori: keadaan yang mengancam kehidupan, mengancam kesehatan, dan persepsi   tentang   kesehatan  dan keperawatan   (Nasrul,  E.F, 1995:34-36).

Prinsip penatalaksanaan pre operatif:
         Pantau tanda vital, tingkat kesadaran, tanda uremia
         Pantau jumlah urine, warna dan kekeruhan, dan status hidrasi.
         Hindari minuman banyak sekitika juga yang bersifat diuretik:cofee, tea, cola
         Cek fungsi ginjal, fungsi hati, fungsi paru dan nutrisi untuk persiapan tindakan Op
         Pasang kateter, perhatikan instruksi dokter, jika ada riwayat perdarahan, tahanan dalam memasukan kateter, jangan dipaksakan. Gunakan jely satu tube penuh.
         Berikan penjelasan yang singkat dan akurat ttg penyakitnya secara bertahap. Pertimbangkan usia dan aktifitas sexual
         Analgetik, dan teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri
         Perbaikan nutrisi, jika perlu, sesuaikan dengan fungsi ginjal
         Libatkan pasien/keluarga dalam perawatan.

Prinsip penatalaksanaan post operasi:
         Lihat pada perawatan traksi dan irigasi
         Pendidikan kesehatan:
§  Seks setelah 2-3 bulan pasca TURP untuk menghindari perdarahan akibat penekanan dan gerakan ‘seks’
§  HIndari pengedanan yang berlebihan
§  Minum banyak untuk membuang sisa debris.
§  Hindari makanan yang bisa mempengaruhi kontriksi urethra dan kepekatan urine, seperti jengkol
         Berikan analgetik, cairan infus untuk antisipasi perdarahan.

2.         Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan  yang  telah  disusun  pada  tahap  perencanaan  dengan  tujuan  untuk  memenuhi  kebutuhan  klien  secara  optimal.  Pada  tahap ini perawat  menerapkan  pengetahuan  intelektual,  kemampuan  hubungan antar  manusia  (komunikasi)  dan  kemampuan  tehnis  keperawatan  dengan  berfokus  pada  pertahanan  daya  tahan  tubuh, pencegahan  komplikasi,  penemuan  perubahan  sistem  tubuh  pemantapan   hubunngan  klien  dengan lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan  rasa  aman,  nyaman  dan  keselamatan  klien.
Tindakan keperawatan dapat diberikan secara mandiri oleh perawat,  kolaborasi   dengan  sesama  tim  perawatan  atau  tim  kesehatan  lainnya   maupun   atas   dasar  rujukan  dari  profesi   lain   (Nasrul, E, 1995: 40 - 44).
Adapun   tindakan  yang  dilakukan  pada  klien BPH pasca TURP  disesuaikan  dengan  rencana  tindakan  yang  telah  ditetapkan pada   perencanaan.

3.         Evaluasi
Evaluasi  merupakan  perbandingan  yang  sistematik  dan terencana  mengenai  kesehatan  klien  dengan  tujuan  yang  telah ditetapkan   dan  dilakukan  secara  berkesinambungan  dengan  melibatkan klien dan tenaga kesehatan  lainnya. Penilaian dalam keperawatan   bertujuan   untuk   mengetahui  pemenuhan  kebutuhan  klien  secara optimal  dan  mengukur  hasil  dari  proses  keperawatan  (Nasrul, E, 1995: 46).




BAB III
TINJAUAN KASUS

Tinjauan kasus pada bab ini menguraikan tentang proses keperawatan pada klien yang mengalami masalah kesehatan dengan diagnosa medis Beningna Prostate Hiperplasia (BPH). Proses keperawatan ini mencakup 5 tahapan, yaitu: pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, pengimplementasian dan pengevaluasian.
A.       Pengkajian
Nama K                          : Tn. MY
No. RM                          : 01048645
Tempat/Tgl lahir            : Jakarta, 30/11/1932
Usia                               : 78 Thn 9 Bln
Alamat                           :  Pejaten Barat, RT/RW: 06/04, Pasar Minggu.
Tgl masuk ruangan        : 21 Maret 2011
Tgl pengkajian               :  21 Maret 2011

A.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pre operasi:
Keluhan utama klien (K) pada saat awal masuk adalah sulit buang air kecil sejak 2 bulan SMRS. Keluhan yang K rasakan seperti: harus mengedan terlebih dahulu bahkan menimbulkan rasa tidak nyaman/nyeri pada daerah kemaluannya, K juga mengatakan kalau ia sering BAK pada malam hari, walaupun tidak banyak minum pada siang harinya, pancaran kencingnya juga melemah bahkan kadang-kadang mentes. Sifat keluhan tersebut terjadi saat keinginan BAK timbul. Sebelum masuk dalam ruang perawatan RS, klien sudah terlebih dahulu kontrol ke poliklik urologi RSUP Fatmawati.
Post operasi:
K mengatakan nyeri daerah kemaluannya. Skala nyerinya:3-4. Terlihat ekspresi wajah K kadang-kadang tegang, menahan rasa sakit yang ia rasakan.

A.2. Riwayat Penyakit Dahulu
Selama ini K belum pernah dirawat di RS. K merokok sejak dari remaja, tetapi sudah berhenti sejak 16 tahun yang lalu, karena ia batu-batuk. K tidak pernah minum minuman beralkohol dan tidak ada riwayat aleri.

A.3. Riwayat Penyakit Keluarga.
K mengatakan kalau keluarganya tidak ada yang menderita sakit seperti yang ia rasakan, DM, hipertensi dan penyakit paru juga tidak ada.

A.4. Keadaan Umum
Pre operasi
Post operasi
Kes                    : CM
TD                     : 130/80 mmHg
Nadi                  : 88 x/menit
RR                     : 24 x/menit
Suhu                  : 36,70C
GCS                  : E4; M6; V5
KU                    : Sedang
BB/TB              : 64,5kg/150 cm
Kes                    : CM
TD                     : 120/80 mmHg
Nadi                  : 90 x/menit
RR                     : 24 x/menit
Suhu                  : 36,50C
GCS                  : E4; M6; V5
KU                    : Sedang
BB/TB              : 64,5kg/150 cm
 
A.4. Pemeriksaan Fisik/Pernafasan
Pre operasi
Post operasi
Brakipnea: (-), Takipnea: (-)
Wheezing: (-) Ronchi: (-) Stridor: (-) Irama ireguler: (-) Cuping hidung: (-) Sianosis: (-) Sekret/slym: (-) Dispnea: (-) Alat bantu nafas: (-) Obat bantu nafas:(-) Krepitasi: (-)  Clubing finger: (-)
Brakipnea: (-), Takipnea: (-)
Wheezing: (-) Ronchi: (-) Stridor: (-) Irama ireguler: (-) Cuping hidung: (-) Sianosis: (-) Sekret/slym: (-) Dispnea: (-) Alat bantu nafas: (-) Obat bantu nafas:(-) Krepitasi: (-)  Clubing finger: (-)
Masalah: TAK


A.5. Sirkulasi/Cairan
Pre operasi
Post operasi
Takikardia: (-), Bradikardia: (-) Diaforesis: (-) Hematemesis: (-) Melena: (-) Akral dingin: (-) pengisian kapiler > 3’: (-) Edema: (-) Ascites: (-) Pucat: (-) Pusing: (-) Anemis:(-) Disritmia: (-)  Rasa haus: (-) Kesemutan: (-) Epistaksis: (-)
Takikardia: (-), Bradikardia: (-) Diaforesis: (-) Hematemesis: (-) Melena: (-) Akral dingin: (-) pengisian kapiler > 3’: (-) Edema: (-) Ascites: (-) Pucat: (-) Pusing: (-) Anemis:(-) Disritmia: (-)  Rasa haus: (+) Kesemutan: (-) Epistaksis: (-)
Masalah: TAK
Masalah: Risiko kurang volume cairan tubuh

A.6. Nyeri
Pre operasi
Post operasi
Lokasi: Daerah kemaluan
Skala: 3-4
Frekuensi: 4-5 x/hari
Lamanya: 30 ’’- 1 ’
Ekspresi wajah tegang  (+)
Melindungi daerah nyeri: (+)
Lokasi: Daerah kemaluan/Daerah operasi
Skala: 3-5
Frekuensi: 5-6 x/hari
Lamanya: 45 ’’- 2 ’
Ekspresi wajah tegang  (+)
Melindungi daerah nyeri: (+)
Masalah: Gangguan rasa nyaman: nyeri
Masalah: Gangguan rasa nyaman: nyeri

A.7. Nutrisi
Pre operasi
Post operasi
Anoreksia: (-) Mual/muntah: (-)
BB: 64, 5 kg Mukosa kering: (-)
Turgor menurun: (-) Intake: porsi harian habis. Konjungtiva anemis: (-)  Bising usus: (+) Ikterik: (-) Sulit menelan: (-)
Bau nafas: (-)  Disfagia: (-)
Anoreksia: (-) Mual/muntah: (-)
BB: 64, 5 kg Mukosa kering: (-)
Turgor menurun: (-) Intake: porsi harian habis. Konjungtiva anemis: (-)  Bising usus: (+) Ikterik: (-) Sulit menelan: (-)
Bau nafas: (-)  Disfagia: (-)
Masalah: TAK
Masalah: TAK

A.8. Neuro – Sensori
Pre operasi
Post operasi
Fungsi penglihatan: N
Fungsi pendengaran: N
Fungsi penciuman : N
Fungsi Pengecapan: N
Semutan, kebas, kejang, disorientasi, amnesia, afasia, paralisis, reflek patologis (-)
Fungsi penglihatan: N
Fungsi pendengaran: N
Fungsi penciuman : N
Fungsi Pengecapan: N
Semutan, kebas, kejang, disorientasi, amnesia, afasia, paralisis, reflek patologis (-)
Masalah: TAK
Masalah: TAK

A.9. Aktifitas/Istirahat
Pre operasi
Post operasi
Lama tidur: 6-7 jam
Insomnia, tremor, malaise/fatique, kontraktur, fraktur: (-)
Lama tidur: 6-7 jam
Insomnia, tremor, malaise/fatique, kontraktur, fraktur: (-)
Masalah: TAK
Masalah: TAK

A.10. Eliminasi
Pre operasi
Post operasi
Pola BAB: teratur. Tidak ada keluhan
Terpasang kateter urin (Dari polikinik urologi, 21 Maret 2011). Prosuksi (+), Warna: kuning jernih
Pola BAB: teratur. Tidak ada keluhan
Terpasang kateter three way untuk spoll drip (22 Maret 2011). Prosuksi (+), Warna: kuning jernih
Masalah: Perubahan pola eliminasi urin
Masalah: Perubahan pola eliminasi urin

A.11. Integritas Ego/ Seksual
Pre operasi
Post operasi
K mengatakan ia cemas, menghadapi opersi besok, khawatir terjadi apa-apa.
K mengatakan ia merasa lega, karena operasinya berjalan  lancar.
Masalah: Kecemasan
Masalah: TAK

A.12. Integritas Kulit
Pre operasi
Post operasi
Jaringan parut, memar, laserasi, ulserasi, pus, bullae, pteki, krustae, kemerahan, luka dekubitus, luka bakar: (-)
Jaringan parut, memar, laserasi, ulserasi, pus, bullae, pteki, krustae, kemerahan, luka dekubitus, luka bakar: (-)
Masalah: TAK
Masalah: TAK
 
A.13. Higiene
Pre operasi
Post operasi
Oral bersih, perineal/genital bersih, rambut/kepala bersih, kulit dan kuku bersih, telinga bersih
Oral bersih, perineal/genital bersih, rambut/kepala bersih, kulit dan kuku bersih, telinga bersih
Masalah: TAK
Masalah: TAK

A.14. Kebutuhan Belajar
Pre operasi
Post operasi
Aktivitas, perawatan kaki, modifikasi lingkungan: (-)
Pengobatan: +
Perawatan kaki, modifikasi lingkungan: (-)
Aktivitas, makan, pencegahan penyakit, pencegahan komplikasi: (+)
Masalah: Kurang pengetahuan
Masalah: Kurang pengetahuan

A.15. Data Penunjang
Radiologi: USG Ginjal, Buli-buli dan Prostate:
-          Ginjal                          : Kedua ginjal dalam batas normal
-          Vesika urinaria            : Besar normal, dinding regular, tak tampak batu
-          Prostate                       : Tampak samar-samar dengan ukuran transversal 4,90 x 4,17 cm; longitudinal 4,76 x 2,99 cm. Taksiran berat ± 31,8 gr. Retensio urin ± 472 cc
Kesan: Moderate Hydronefrosis, BPH, Retensio urine.

B. Analisa Data
Pre Operasi
No
Data
Masalah Keperawatan
1
DS:
-          K mengatakan ia merasa nyeri daerah kemaluannya.
-          K mengatakan kira-kira skalanya : 3-4
-          K mengatakan rasa nyeri itu muncul kira-kira 4-5 kali dalam sehari, tetapi setelah dipasang selang (kateter) jadi berkurang.
-          K mengatakan lama nyeri itu muncul lebih kurang selama 20 ’’- 1’
DO:
-          K terlihat meringis menahan rasa sakitnya.
-          Ekspresi wajah tegang
-          K melindungi/menyentuh daerah nyeri
-          Hasil USG Ginjal, Buli-buli dan Prostate: Moderate Hydronefrosis, BPH, Retensio urine.
-          TTV:  TD : 130/80 mmHg, Nadi  : 88 x/menit, RR : 24 x/menit
-          Terpasang kateter urine
Gangguan rasa nyaman: Nyeri
2
DS: -
DO:
-          Terpasang kateter urine
Perubahan pola eliminasi urine
3
DS:
-          K mengatakan ia merasa cemas menghadapi operasi besok
-          K mengatakan ia khawatir terjadi apa-apa yang tidak diinginkan pada saat operasi.
DO:
-          K terlihat tegang
-          K bertanya kepada perawat tentang operasi yang akan dilakukan.
-          TTV:  TD : 130/80 mmHg, Nadi  : 88 x/menit, RR : 24 x/menit
Kecemasan
4
DS:
-          K bertanya tentang  operasi yang akan dilakukan.
-          K bertanya tentang lama perawatan dan pengobatan yang ia jalani.
-          K mengatakan ia ingin tahu tentang kondisi penyakitnya.
DO:
-          K banyak bertanya kepada perawat.
-          K terlihat antusias mendengarkan penjelasan perawat.
Kurang pengetahuan

Prioritas Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d pembesaran kelenjar prostate, obstruksi aliran urin.
2.      Perubahan pola eliminasi urin b.d pemasangan kateter urin.
3.      Kecemasan b.d perubahan status kesehatan, penyakit kronik dan tindakan operasi.
4.      Kurang pengetahuan b.d keterbatasan informasi

Post Operasi
No
Data
Masalah Keperawatan
1
DS:
-          K mengatakan ia merasa nyeri di daerah kemaluannya/daerah operasi
-          K mengatakan kira-kira skalanya : 3-5
-          K mengatakan rasa nyeri itu muncul kira-kira 5-6 kali dalam sehari.
-          K mengatakan lama nyeri itu muncul lebih kurang selama 30 detik- 2 menit.
DO:
-          K terlihat meringis menahan rasa sakitnya.
-          Ekspresi wajah tegang
-          K melindungi/menyentuh daerah  nyeri
-          Terpasang traksi kateter 3 way/spool drip
Gangguan rasa nyaman: Nyeri
2
DS:-------
DO:
-          K post TURP tgl 22 Maret 2011
Risiko perdarahan
Risiko obstruksi aliran urin
3
DS:-------
DO:
-          K post TURP tgl 22 Maret 2011
-          K menggunakan kateter three way
-          K berusia 78 thn 9 bulan.




Risiko infeksi
No.
Data
Masalah Keperawatan
4
DS:
-          K bertanya tentang  makanan yang boleh ia makan
-          K bertanya bagaimana cara pencegahan penyakitnya.
-          K bertanya tentang TURP
-          K mengatakan ia ingin tahu tentang hal-hal yang perlu ia lakukan setelah pulang kerumah
DO:
-          K banyak bertanya kepada perawat.
-          K terlihat antusias mendengarkan penjelasan perawat.
Kurang pengetahuan

Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d prosedur pembedahan, pemasangan kateter.
2. Risiko perdarahan b.d reseksi bladder, post TURP
3. Risiko obstruksi aliran urine b.d prnimbunan klotting darah dalam KK.
4. Risiko infeksi b.d prosedur infasif: kateter, irigasi kateter dan penurunan tingkat imunitas tubuh.
5. Kurang Pengetahuan tentang kondisi dan perawatan pasca TURP b.d. kurang terpajan informasi




















 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar